Fakta Pembangunan LRT di Bali yang Telah Direncanakan
Proses pembangunan LRT di Bali adalah dukungan mengatasi kemacetan Pulau Dewata. Apalagi terkenal dengan sektor pariwisatanya sehingga dapat menjadi transportasi hebat. Khususnya membantu wisatawan domestik dan internasional.
Jika melihat data lalu lintas dari Badung ke Denpasar, kemacetannya terlalu besar. Tidak heran Bali belajar dari Jakarta untuk membangun Light Rail Transit. Rencana pembangunan ini menyimpan berbagai fakta menarik.
Pembangunan LRT di Bali Sebagai Dukungan Pariwisata Internasional
Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan RI menegaskan pembangunan LRT Bali. Apalagi berguna untuk mengurangi kemacetan yang terus membesar. Bukan sekedar showcase semata karena melancarkan lalu lintas. Kemacetan kronis menjadi alasan pembangunan LRT di Bali tersebut. Menhub telah menerapkan pendirian transportasi massal perkeretaapian. Bahkan mengharapkan berjalan lancar agar tidak terhambat.
Pembangunan dilakukan agar keamanan dan kenyamanan perjalanan semakin baik. Proses pendirian penting karena butuh sistem transportasi efisien. Khususnya agar bisa menunjang mobilitas maupun produktivitas rakyat. Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mendukung kebutuhan tersebut. Faktanya kereta api menjadi pilihan karena membantu sinkronisasi sistem transportasi. Dukungan Presiden untuk kemajuan Pariwisata Bali semakin kuat.
Untuk skema pendanaan bisa dilakukan menggunakan berbagai opsi. Salah satu pilihan terbaik yakni Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Menghasilkan pendanaan baik untuk pendirian transportasi LRT. Pembangunan LRT di Bali dilakukan di bawah tanah. Berdasarkan perencanaannya tidak memanfaatkan jalur rel kereta api melayang. Padahal jenis kereta elevated atau sejajar tanah banyak digunakan.
Hal ini wajar karena Bali tidak mengizinkan pembangunan melebihi pohon kelapa. Tahap proses awal ini dibangun sepanjang 5,3 km dulu. Lintasan ini diawali dari Bandara I Gusti Ngurah Rai. Kemudian akan menuju Extended Terminal maupun wilayah parkir Kuta Central Park. Pastinya jika berhasil dibangun dengan baik, akan menjangkau wilayah lainnya. Tentu menjadi bentuk kemajuan besar pada pariwisata dalam negeri.
Pendanaan LRT Pulau Dewata Diperkirakan Mencapai 9 Triliun
Untuk pembangunan LRT di Bali dapat mencapai angka fantastis. Bahkan menutur Bappenas dapat mencapai USD596,28 juta di mana setara dengan 9 triliun. Faktanya memiliki nilai 3 kali lipat dibandingkan biasanya. Sebenarnya besaran tersebut dapat disebabkan oleh pendiriannya karena menggunakan jalur darat. Berbeda dibandingkan pembangunan normal yang lebih terjangkau. Tapi bukan menjadi masalah karena pendanaan banyak sumbernya.
KPBU menjadi sumber di mana kemungkinan akan mendapatkan banyak pendanaan lainnya. Misalnya berasal dari dana utang yang telah diusulkan oleh Bappenas. Pinjaman asing maupun dalam negeri menjadi pilihan bijak. Sebenarnya dana pinjaman dalam negeri dipakai untuk pembangunan berbagai prasarana. Contohnya kebutuhan trek, depo, terowongan hingga stasiun. Termasuk untuk membuat konstruksi sipil lainnya yang dibutuhkan dalam pendirian LRT.
Sementara itu dalam pembangunan LRT di Bali juga terdapat pembagian saham. Pastinya pemerintah Bali akan menjadi pemegang saham mayoritasnya. Artinya paling tidak memiliki 51% dari keseluruhan saham LRT Bali tersebut. Lalu pemerintah pusat juga memiliki andil karena mengambil saham minoritas sebanyak 49% saham.
Pemerintah Daerah akan menjadi penyangga capital expenditure. Selain itu sekaligus menjadi operasional expenditure juga. Banyaknya biaya yang dibutuhkan tentu membutuhkan kerja sama yang baik. Karena kesuksesan pembangunan di Jakarta, pastinya membuat pengalaman Indonesia lebih terbukti. Jadi, tidak lagi baru membangun transportasi LRT yang berkualitas.
Rute dan Groundbreaking LRT Menghubungkan Fasilitas Penting
Dalam pembangunan LRT di Bali, perencanaan baik menjadi pilihan bagi pemprov Bali. Sebelumnya telah mengatakan lokasi pertama pendirian di Bandara Internasional Ngurah Rai lalu ke Parkir Kuta hingga Seminyak. Pilihan rute tersebut wajar mengingat termasuk sebagai jalur paling padat. Untuk pembangunan tersebut setidaknya akan dilakukan sepanjang 20 km. Dari awalnya yaitu Bandara, akan berlanjutkan terus sampai wilayah Canggu.
LRT Bali dari Canggu menuju Sanur dilanjutkan sampai Ubud hingga Klungkung. Pada rute ini punya panjang sampai 9,4 km. Pastinya serius karena langsung membuat dengan panjang yang lumayan besar. Sementara itu groundbreaking pembangunan LRT di Bali telah berhasil dilakukan. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi telah mengawalinya. Luhut Binsar Pandjaitan sebagai menterinya melakukan groundbreaking.
Awal pendirian setidaknya dilakukan pada awal 2024. Agar sampai pada tahapan pembangunan akhir, membutuhkan waktu 36 bulan atau lebih. Tapi karena melakukan dengan pembangunan bawah tanah, bisa lebih lama. Walaupun butuh waktu lebih lama, tapi tetap dinantikan masyarakat secara luas. Minim risiko terjadi kemacetan dan membuat wisata lebih mudah dinikmati. Apalagi dapat terintegrasikan menggunakan transportasi lain.
Mobilitas masyarakat Bali maupun wisatawan pastinya semakin terbantu. Penumpang juga merasakan frekuensi perjalanan lebih sederhana. Kemudian pelayanan jalur lokal akan lebih baik dan lancar dari sebelumnya. Fokus utama pastinya membuat akses ke pusat wisata atau perbelanjaan terbantu. Termasuk saat ingin menuju kawasan hunian. Jadi, pembangunan LRT di Bali sangat ditunggu sampai selesai proyeknya.