Mengenal Likuiditas dalam Ekonomi, Jenis dan Rumus Rasionya

4 min read

Likuiditas dalam ekonomi merujuk pada istilah terkait ketersediaan aset yang bisa dengan cepat diubah menjadi uang tunai. Hal ini menjadi salah satu aspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan terkait dengan pembayaran utang dalam jangka waktu pendek.

Secara umum, likuiditas juga dikenal arti pengukur efisiensi aset yang diubah menjadi uang tanpa mempengaruhi terkait hara pasarnya. Bagi pelaku bisnis penting untuk memahami seputar istilah likuiditas ini.

Mengenal Pengertian dari Likuiditas

Likuiditas dalam ekonomi merupakan kemudahan aset yang diubah menjadi uang dan merefleksikan dari nilai intrinsik dari aset itu sendiri. Uang tunai menjadi aset yang paling likuid, sebab keberadaannya ini bisa dikonversi menjadi jenis set lainnya dengan lebih cepat dan cenderung mudah.

Sebaliknya, jika terdapat aset yang berwujud properti, tanah, atau barang berharga, maka aset tersebut tidak mudah diubah menjadi uang. Terkait aspek likuiditas ini menjadi tolok ukur terkait efektivitas pembayaran kebutuhan atau utang perusahaan hingga kegiatan operasional secara keseluruhan.

Jenis-Jenis Likuiditas Ekonomi

Likuiditas dalam ekonomi penting dipahami terkait jenis hingga cara pengukurannya. Berikut 3 rumus menghitung likuiditas yang harus Anda tahu!

Pada dasarnya, apabila nilai likuiditas aset semakin tinggi, maka juga akan lebih mudah ketika mengubahnya menjadi uang. Mengingat likuiditas menjadi pengukur konversi aset menjadi uang yang efektif, menjadikan keberadaannya cukup penting di lingkup ekonomi dan bisnis.

Untuk itu, terdapat beberapa jenis yang harus diketahui bagi para pebisnis atau perorangan yang bersangkutan. Adapun jenis-jenisnya sebagai berikut ini:

1. Pasar

Jenis likuiditas dalam ekonomi pertama adalah likuiditas pasar. Pada jenis ini merujuk pada kemampuan market, seperti real estate dan pasar modal. Keduanya akan memungkinkan aset untuk dibeli atau dijual dengan harga cenderung transparan dan tetap stabil.

Arti lain menyebutkan bahwa pada jenis ini lebih mengacu pada kondisi market pada kegiatan jual atau beli aset tertentu. Adapun pasar yang mendukung terkait kegiatan jual beli ini dalam skala besar adalah jenis pasar yang likuid.

Sebaliknya, pasar yang sedikit melakukan kegiatan jual atau beli tentu mempunyai tingkat likuid lebih rendah, seperti pasar saham dan pasar barang langka.

2. Akuntansi

Jenis likuiditas dalam ekonomi selanjutnya adalah akuntansi. Pada jenis akuntansi ini akan mengukur terkait kemudahan seseorang atau perusahaan dalam pemenuhan kewajibannya. Khususnya terkait finansial dengan aset likuid yang tersedia.

Untuk perusahaan dengan likuid bagus, maka bisa membayar pajak dan utangnya dalam jangka pendek sebelum waktu jatuh temponya.

Terkait hal ini, biasanya investor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya kepada suatu perusahaan dengan kondisi finansialnya lebih prima dan tidak memiliki utang.

3. Aset

Jenis likuiditas dalam ekonomi selanjutnya adalah aset. Pada jenis ini merupakan kemudahan dalam pengukuran pencairan aset menjadi uang tunai dengan cepat. Sehingga jenis likuid aset lebih merujuk pada tingkat konversi asetnya.

Adapun salah satu asetnya dengan tingkat likuid tinggi, yaitu emas. Jika dibandingkan dengan properti, aset emas dinilai lebih mudah dalam pencairannya. Apalagi dalam pencairan emas ini tidak mempengaruhi harga pasarnya.

Cara Menghitung Rasio Likuiditas dalam Ekonomi

Setelah mengetahui berbagai jenisnya di atas, pastinya Anda juga harus mengetahui terkait cara perhitungan rasionya. Hal ini bertujuan untuk lebih memaksimalkan dalam kemudahan pengaplikasiannya dalam dunia perekonomian.

Umumnya, terkait tingkat likuid ini dapat diketahui melalui 3 analisis rasio, yaitu rasio cepat, lancar, dan kas. Adapun penjelasan seputar rasionya ini, yakni:

1. Rasio Lancar

Rasio likuiditas dalam ekonomi yang pertama adalah lancar. Pada rasio lancar ini akan menunjukkan tentang seberapa efisiennya suatu perusahaan ketika menggunakan aset berupa aktiva lancar.

Penggunaan aset tersebut biasanya akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan pembayaran utang dalam jangka waktu relatif pendek. Adapun cara untuk menghitung rasio lancar, yakni:

Rasio Lancar: Aktiva Lancar/Utang Lancar

Apabila nilai rasionya semakin tinggi, maka kemampuan suatu perusahaannya pun juga akan semakin bagus. Terkait batas rasionya ini ada pada nilai 1,2.

Tapi jika ternyata hasilnya di bawah nilai tersebut, maka suatu perusahaan akan dianggap tidak mempunyai likuid yang baik dalam pemenuhan kebutuhannya. Kebutuhan yang dimaksudkan ini, yaitu kebutuhan operasional dan kebutuhan membayar utang.

2. Rasio Kas

Rasio likuiditas dalam ekonomi berikutnya adalah kas. Pada rasio kas ini akan dipakai untuk menghitung terkait ketersediaan jumlah kas-nya yang ada di suatu perusahaan, misalnya rekening giro.

Jika nilai uang kas-nya semakin besar, maka kemampuan terkait pembayaran utang perusahaan juga dinilai semakin baik dan sebaliknya. Untuk nilai yang baik, yaitu 1,5. Adapun rumus dalam perhitungan rasio kas, yakni:

Rasio Kas: Jumlah Kas yang Dimiliki/Utang Lancar

3. Rasio Cepat

Rasio terakhir adalah jenis rasio cepat. Pada jenis cepat ini digunakan sebagai salah satu cara untuk menghitung rasio yang likuid. Umumnya, rasio cepat lebih merujuk pada kemampuan likuid perusahaan tanpa memperhatikan ketersediaan barangnya. Adapun rumus menghitung rasio cepat, yakni:

Rasio Cepat: (Aktiva Lancar-Kuantitas Persediaan)/Utang Lancar

Dengan mengetahui cara menghitung rasio likuiditas dalam ekonomi di atas, dapat lebih mempermudah Anda atau pelaku bisnis terkait perhitungan pembayaran utangnya.

You May Also Like

More From Author