Sejarah Awal Terjadinya Perang Korea ( Part 1)

3 min read

Korea pada awalnya merupakan suatu daerah dengan sistem kekaisaran yang dipimpin oleh kaisar Gojong sejak tahun 1897. Namun pada tahun 1910 dengan jatuhnya pengaruh kekaisaran dan permainan politik Jepang berdasarkan traktat aneksasi Jepang Korea, wilayah Korea sepenuhnya menjadi milik Jepang. Pada awal perang dunia ke 2 Jepang mulai banyak mengokupansi banyak daerah, salah satunya adalah beberapa bagian dari China dan sebagian besar Asia Tenggara.

Melihat ambisi Jepang yang semakin mengganas, President Roosevelt dari Amerika, Perdana Menteri Churchill dari Inggris, dan Jenderal Chiang Kai Shek dari China mengadakan konferensi di Kairo untuk membahas tentang perang dunia ke dua. Dalam konferensi tersebut, disepakati bahwa apabila kekairan Jepang kalah dalam perang, Jepang wajib mengembalikan daerah China yang dikuasai oleh Jepang dan juga mendukung kemerdekaan bagi Korea.

Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, bom nuklir dijatuhkan oleh Amerika Serikat di kota Hiroshima dan Nagasaki. Jatuhnya bom ini menjadi salah satu pemicu menyerahnya Jepang kepada sekutu, kekuasaan Jepang terhadap Korea berakhir pada tahun 1945 dengan kekalahan tanpa syarat Jepang dalam perang dunia ke 2 yang menyebabkan Jepang harus tunduk kepada deklarasi Postdam.

Sejarah Awal Pembagian Korea Menjadi Korea Utara dan Korea Selatan

Deklarasi Postdam ini juga mengungkit hasil dari konferensi Kairo mengenai dihapuskannya kekuasaan Jepang atas semenanjung Korea. Tepat setelah bom Nagasaki pada 9 Agustus, Soviet menyatakan perang terhadap Jepang dan mulai menyerang wilayah yang dikuasai Jepang seperti Manchukuo dan juga semenanjung Korea. Pernyataan perang Soviet terhadap Jepang ini terjadi 3 bulan setelah kemenangan sekutu dan Soviet di medan pertempuran Eropa.

Pada saat ini pasukan Soviet sudah dimobilisasi ke medan pertempuran Pasifik dan pemerintah Amerika Serikat sangat gelisah tentang kemungkinan Soviet untuk menguasai seluruh Korea sehingga pada tanggal 10 Agustus, pemerintah Amerika menawarkan kepada Soviet pembagian Korea dengan garis paralel ke 38 dengan Korea di bagian utara diberikan kepada Soviet dan bagian selatan diberikan kepada Amerika Serikat.

Pembagian ini diterima dengan baik oleh Uni Soviet dan pada tanggal 14 Agustus 1945, pasukan Soviet melancarkan serangan amfibi di Korea dan dengan cepat menguasai bagian timur laut. Pada tanggal 16 Agustus, pasukan Soviet mendarat di Wonsan dan pada tanggal 24 Agustus pasukan merah sudah menduduki Pyong Yang.

Soviet kemudian mendirikan komite rakyat dengan menunjuk Cho Man Sik sebagai ketuanya dan beberapa pejabat Soviet diikut sertakan didalamnya. Pasukan Amerika Serikat mendarat pada September 1945, pada bulan Desember, Soviet menyetujui tawaran Amerika untuk membangun sebuah wilayah perwalian PBB dalam kurun waktu 5 tahun dalam rangka menuju kemerdekaan Korea. Hal ini disepakati dalam konferensi Moskow yang dihadiri oleh James Byrnes dari Amerika, Ernest Bevin dari Inggris, dan Molotov dari Uni Soviet pada 27 Desember 1945.

Komite gabungan Soviet dan Amerika bertemu pada tahun 1946 dan 1947 untuk bekerja sama membentuk persatuan pemerintahan. Namun hal itu gagal karena meningkatnya ketegangan perang dingin dan penolakan rakyat Korea kepada perwalian PBB. Karenanya perbedaan antara kedua zona ini menjadi sangat jauh dengan adanya perbedaan kebijakan dari kedua pihak dan menghasilkan polarisasi politik.

Pada Mei 1946, ditetapkan bahwa perpindahan penduduk melalui garis paralel ke 38 tanpa perizinan menjadi sangat ilegal. Dengan kegagalan komisi gabungan untuk menghasilkan suatu keputusan, Amerika membawa masalah ini ke PBB pada September 1947, Soviet menolak keterlibatan PBB karena pada saat itu Amerika memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan Soviet di PBB.

PBB kemudian memberikan resolusi pada 14 November 1947 dan menyatakan pemilihan umum segera digelar, tentara asing segera ditarik, dan komisi sementara PBB di Korea segera dibuat. Soviet memboikot voting tersebut tidak menilai resolusi tersebut mengikat serta berpendapat bahwa PBB tidak dapat menjamin kejujuran dalam pemilihan umum tersebut. Ingin tahu bagiamana kelanjutan dari respons Uni Soviet atas keputusan PBB, simak kisah berikutnya pada Part 2 dari seri awal mula perang Korea ini.

You May Also Like

More From Author